WAJAHMU

Gambar
Wajahmu adalah kota di mana kau tinggal dan di sana hatiku tanggal Wajahmu adalah hujan yang jatuh pada wuwungan rumah yang membuat marah berubah menjadi ramah Wajahmu adalah laut yang membentang ke samudera menenangkan perasaan yang amat kalang-kabut dan kalut Wajahmu adalah gunung yang menjulang tinggi dihuni orang-orang merenung dan termenung Wajahmu adalah bumi yang terhampar luas demi menjamin kehidupan petani dari padi sampai jerami Wajahmu adalah air yang mengalir ke sudut-sudut kota dan desa serta para penduduknya bercengkrama secara mencair Dan wajahmu adalah namamu yang terngingang di daun telinga, rupamu yang menampakan diri di depan mata, keselamatanmu yang terucap pada bibir, dan bau tubuhmu yang tercium di kedua lubang hidungku. #ceritanyasajak Pict By: Google

PALENTIN DEYS!




Kita tidak mau merayakan 'Valentine Day', karena kita  beranggapan bahwa itu adalah kebiasan orang-orang kafir, yang menurut berita yang -sejak dulu- beredar; di hari itu orang-orang merayakannya dengan mengadakan sebuah pesta yang didalamnya, orang-orang tersebut saling penukarkan pasangannya.

Reaksi atas kabar hari palentin ini, banyak sekali di instansi pendidikan, seperti; sekolah dan universitas untuk membuat gerakan sebuah penolakan terhadap perayaan hari palentin ini. Padahal, secara tidak sadar, kita yang melakakukan gerakan ini adalah salah satu bagian yang merayakannya. Walapun, dengan term yang berbeda. Tapi tetap, kita terlibat dalam meramaikannya. Baik itu di jalanan, tatanan pendidikan atau di sosial-sosial media.

Setidaknya ada beberapa cara, yang lebih aduhai untuk meniadakan kebiasan hari palentin ini. Karena cara yang kita pakai di setiap tahunnya selama ini, sudah tak mampu lagi diandalkan dan bahkan hanya menjadi bahan olok-olokan sebagian orang saja.

Seharusnya jika ingin melawan sebuah agenda, maka harus diadakan sebuah agenda juga yang dapat menyainginya atau bahkan mematikannya, membinasakannya. Bukan hanya dengan makian-makian belaka.

Misalnya, dengan memodifikasi atau memperbaiki cara perayaan hari palentin ini dengan kegiatan yang lebih positif. Kang Fauz Noor misalnya, selalu merayakan acara ini kepada istrinya dengan hadiah-hadiah atau makanan-makanan yang disukai oleh istrinya, sebagai bentuk kasih sayang dan cintanya yang mendalam kepada sang istri. Atau bagi yang belum punya pasangan hidup, bisa melakukan sebuah aksi sosial kepada fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan. Bukankah, itu adalah lebih bermanfaat daripada harus dengan membeli spidol, kertas-kertas, sebagai bentuk penolakan?

Dan kalau semisalkan masih takut juga,  karena hal ini budaya kafir. Maka amalkan hari kasih sayang ini, dengan mengikuti amalan Sang Nabi yang pernah melangsungkan 'yaumul marhamah' kepada tawanan perangnya. Kasih sayang memang setiap hari, tapi gak ada salahnya juga, jika kita ingin melakukan rasa kasing sayang yang berlebih di hari-hari tertentu. Bukannya begitu?

*pict by Google.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOLO TOURING BANDUNG-SEMARANG-REMBANG-SURAKARTA-YOGYAKARTA-BANDUNG

WAJAHMU

GUSMUS, GUS JAKFAR, DAN KIYAYI TAWAKKAL